JAKARTA | BERITAPERUBAHAN.ID – Perempuan seharusnya tidak hanya terlibat tapi menjadi key players dalam berbagai sektor mulai dari pemerintahan, pendidikan maupun pariwisata. Namun pada kenyataannya, ketiga sektor ini masih didominasi oleh kaum pria. Ketimpangan representasi perempuan nampak jelas dari struktur parlemen Indonesia.
Data BPS menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan di parlemen masih terhitung rendah yaitu 17,32% pada 2014 dan sedikit meningkat menjadi 20,87 pada 2019. Data World Bank (2019) menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ketujuh di Asia Tenggara dan peringkat 114 sedunia untuk keterwakilan perempuan di parlemen.
Di bidang pekerjaan, tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK) perempuan masih rendah. Pada 2020, TPAK perempuan ada di angka 54,5% sementara TPAK laki-laki sebesar 82,3%. Lebih spesifik lagi, di sektor pariwisata peran aktif perempuan Indonesia relatif lebih rendah jika dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Singapura. Padahal, sektor pariwisata diandalkan menjadi peluang usaha paling strategis bagi perempuan, mengingat sifat sektor pariwisata yang dianggap sebagai perpanjangan fungsi rumah tangga.
Keterwakilan perempuan dalam segala bidang berkontribusi penting pada pemerataan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Strategic Development Goals (SDGs). Melibatkan perempuan dalam setiap bidang tidak hanya berdampak pada kesetaraan perempuan saja tapi pada keberlanjutan pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam rangka memperingati hari Kartini, Ikatan Pimti Perempuan Indonesia menyelenggarakan Webinar Peringatan hari Kartini bertajuk “Perempuan Tangguh, Mewujudkan Indonesia Maju” pada Jumat, 22 April 2022. Webinar ini diselenggarakan secara daring lewat aplikasi Youtube dan Zoom.
Dalam Webinar Kartini hadir sebagai narasumber yaitu: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem A. Makarim; serta Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nelly. Webinar Kartini sengaja mengundang dua menteri pria yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk menunjukkan bahwa pembicaraan tentang pengarusutamaan gender seharusnya tidak menjadi perhatian perempuan saja. Laki-laki dapat berperan sebagai “Male Champions of Change”, yaitu laki-laki yang sadar dan ikut membangun kesadaran tentang emansipasi wanita.
Webinar Kartini bertujuan untuk memahami upaya pemerintah dalam mengutamakan gender lewat berbagai sektor kebijakan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merespon isu gender dengan menerbitkan berbagai peraturan untuk mencegah dan menindak kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Kementerian Pariwisata mendorong majunya produk UMKM yang sebagian besar diproduksi oleh perempuan. Kementerian PPPA melakukan advokasi dan pendampingan pada K/L dan Pemda agar isu gender terintegrasi dalam berbagai kebijakan dan program pembangunan. Beragam inisiatif pemerintah yang dipaparkan dalam webinar ini diharapkan dapat menggugah kesadaran peserta untuk turut mengambil bagian dalam perjuangan emansipasi Wanita.
(Red)
Komentar